Teknik Bertanya[1]
Umumnya konselor mengalami
kesulitan untuk membuka percakapan dengan klien, karena sulit menduga apa yang
dipikirkan klien. Untu itu konselor harus memiliki ketrampilan bertanya. Teknik
bertanya ada dua macam, yaitu bertanya terbuka(open qoestion) dan bertanya
tertutup( closed question)
·
Pertanyaan Terbuka (Opened Question)
Pertanyaan
terbuka yaitu teknik untuk memancing siswa agar mau berbicara mengungkapkan
perasaan, pengalaman dan pemikirannya dapat digunakan teknik pertanyaan terbuka
(opened question). Pertanyaan yang diajukan sebaiknya tidak menggunakan kata
tanya mengapa atau apa sebabnya. Pertanyaan semacam ini akan menyulitkan klien,
jika dia tidak tahu alasan atau sebab-sebabnya. Oleh karenanya, lebih baik
gunakan kata tanya apakah, bagaimana, adakah, dapatkah.
Contoh : ” Apakah Anda merasa
ada sesuatu yang ingin kita bicarakan? ” atau “ bagaimana perasaan anda
saat ini?”
·
Pertanyaan Tertutup (Closed Question)
Dalam
konseling tidak selamanya harus menggunakan pertanyaan terbuka, dalam hal-hal
tertentu dapat pula digunakan pertanyaan tertutup, yang harus dijawab dengan
kata Ya atau Tidak atau dengan kata-kata singkat. Tujuan pertanyaan tertutup
untuk : mengumpulkan informasi, menjernihkan atau memperjelas sesuatu, dan menghentikan pembicaraan klien yang melantur
atau menyimpang jauh.
Contoh dialog :
Klien : ”Saya berusaha meningkatkan prestasi dengan
mengikuti belajar kelompok yang selama ini belum pernah saya lakukan”.
Konselor: ”Biasanya Anda menempati peringkat berapa ? ”.
Klien : ” Empat ”
Konselor: ” Sekarang berapa ? ”
Klien : ” Sebelas ”
Konselor: ”Biasanya Anda menempati peringkat berapa ? ”.
Klien : ” Empat ”
Konselor: ” Sekarang berapa ? ”
Klien : ” Sebelas ”
8 Minimal Encouragement.
(Dorongan minimal)[2]
Dorongan
minimal adalah teknik untuk memberikan suatu dorongan langsung yang singkat
terhadap apa yang telah dikemukakan klien. Misalnya dengan menggunakan ungkapan
: oh…, ya…., lalu…, terus….dan….
Teknik ini memungkinkan klien untuk terus berbicara dan dapat mengarahkan agar pembicaraan mencapai tujuan. Dorongan minimal juga dapat meningkatkan eksplorasi diri. Dorongan ini diberikan secara selektif pada saat klien akan mengurangi atau menghentikan pembicaraannya dan pada saat klien kurang memusatkan pikirannya pada pembicaraan atau pada saat konselor ragu atas pembicaraan klien.
Teknik ini memungkinkan klien untuk terus berbicara dan dapat mengarahkan agar pembicaraan mencapai tujuan. Dorongan minimal juga dapat meningkatkan eksplorasi diri. Dorongan ini diberikan secara selektif pada saat klien akan mengurangi atau menghentikan pembicaraannya dan pada saat klien kurang memusatkan pikirannya pada pembicaraan atau pada saat konselor ragu atas pembicaraan klien.
Contoh dialog :
Klien : ” Saya putus asa… dan saya nyaris… ” (klien
menghentikan pembicaraan)
Konselor: ” ya…”
Klien : ” nekad bunuh diri”
Konselor: ” lalu…”
Konselor: ” ya…”
Klien : ” nekad bunuh diri”
Konselor: ” lalu…”
11. Summarizing
(Menyimpulkan Sementara)[3]
Summarizing yaitu
teknik untuk menyimpulkan sementara pembicaraan sehingga arah pembicaraan
semakin jelas. Agar pembicaraan dalam konseling maju secara bertahap dan arah
pembicaraan semakin jelas, maka setiap periode waktu tertentu konselor bersama
klien perlu menyimpulkan pembicaraan. Membuat kesimpulan bersama perlu
dilakukan agar klien memiliki pemahaman dan kesadran bahwa keputusan tentang
dirinya menjadi tanggung jawab klien, sedangkan konselor hanya membantu. Tujuan
menyimpulkan sementara adalah untuk memberikan kesempatan kepada klien untuk
mengambil kilas balik dari hal-hal yang telah dibicarakan, menyimpulkan
kemajuan hasil pembicaraan secara bertahap, meningkatkan kualitas diskusi, mempertajam
fokus pada wawancara konseling.
Contoh :
” Setelah kita berdiskusi
beberapa waktu alangkah baiknya jika simpulkan dulu agar semakin jelas hasil
pembicaraan kita. Dari materi materi pembicaraan yang kita diskusikan, kita
sudah sampai pada dua hal: pertama, tekad Anda untuk bekerja sambil kuliah
makin jelas; kedua, namun masih ada hambatan yang akan hadapi, yaitu : sikap
orang tua Anda yang menginginkan Anda segera menyelesaikan studi, dan waktu
bekerja yang penuh sebagaimana tuntutan dari perusahaan yang akan Anda masuki.”
[1]
Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT.Rajagrafindo
Persada. 2007. Hal:335
[2]
Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT.Rajagrafindo
Persada. 2007. Hal:335-336
[3]
Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT.Rajagrafindo
Persada. 2007. Hal:33337-338
Konseling berbasis STIFIn memudahkan kita untuk mengajukan pertanyaan kepada klien
BalasHapus